Selasa, 15 Maret 2011

Kisah Empat Lilin

Ada empat lilin menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi hingga terdengarlan suara mereka.

Lilin pertama berkata:
“Aku adalah damai
Namun manusia tak mampu menjagaku
Maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikian sedikit demi sedikit lilin padam.

Lilin kedua berkata:
“Aku adalah Iman
Sayang aku tak berguna lagi
Manusia tak mau mengenaliku lagi
Untuk itulah tak ada gunanya aku mnyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta
Tak mampu lagi aku tetap menyala
Manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga, seorang anak masuk kedalam kamar dan melihat ketiga lilin telah padam.
Karena tekut akan kegelapan, ia berkata:
“Ekh apa yang terjadi?!! kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan”
Lalu ia menangis tersedu-sedu.

Lalu dengan haru lilin keempat berkata:
“Jangan takut…Jangan menangis…
Selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya.
Akulah HARAPAN…”

Dengan mata bersinar, sang anak mengmbil LILIN HARAPAN, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Apalah yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita…

Suatu Kehilangan

Ada seorang bapak tengah menyusuri jalan. Tanpa diduga kakinya menginjak sesuatu. Sang bapak menemukan koin kuno yang terlihat kotor. Segera uang itu dibawa ke kolektor uang kuno di daerah Kota. Sungguh beruntung dirinya, uang kuno itu dihargai Delapan juta rupiah. Dengan penuh perasaan riang gembira ia pulang ke rumah.

Ditengah jalan bertemu dengan kenalannya. Kenalannya itu menjual perabotan rumahnya karena hendak pindah tugas ke Jerman. Semuanya dijual delapan juta. “Wah untung besar nih”, pikirnya. Maka dia berinisiatif menawarkan barang-barangnya ke toko mebel. Pemilik toko segera membelinya dengan harga dua puluh juta rupiah. Kini ditangannya terdapat uang dua puluh juta rupiah. Nilai uang itu cukup besar bagi dirinya.
   
Sang bapak mampir membeli martabak manis untuk oleh-oleh anak dan istrinya di rumah. Setelah membeli martabak manis, hatinya terasa kebahagiaan. Sambil bersiul-siul dengan wajah gembira terbayang istri yang akan memeluk dirinya dan anak- anaknya berlari minta digendong kemudian menikmati martabak manisnya. “Istriku akan bahagia, bisa beli baju baru dan sepatu baru untuk anak-anak.” pikirnya.
   
Namun naas bagi dirinya. Ketika didepan gang memasuki rumahnya, tiba-tiba ada orang yang menodongkan pisau dan merampas seluruh uangnya dan martabak manis yang ada ditangannya. Istrinya melihat kejadian itu berlari mendekati suaminya. “Bapak, apa yang terjadi? Bapak nggak apa-apa? Apa yang diambilnya dari bapak tadi?” Ucap istrinya terbata-bata ketakutan. Bapak itu tersenyum sambil menenangkan istrinya dan berkata, “Oh, itu tadi martabak manis dan koin penyok yang bapak temukan tadi pagi”. “Alhamdulillah, untung bapak tidak apa-apa, nanti ibu belikan lagi martabak manisnya” Jawab istrinya dengan wajah berseri-berseri bersyukur suami selamat tidak kurang apapun.
   
Pesan kisah diatas bahwa apapun yang terjadi pada diri kita tidaklah mungkin akan terjadi bila Allah tidak menghendaki. Kadangkala kita menjadi bersedih ketika kita kehilangan harta, kehilangan orang yang kita cintai atau sewaktu kita mendapatkan ujian dalam hidup. Namun mensyukuri hidup setiap saat atas semua anugerah Allah akan membuat hati kita tenang dan bahagia… Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memiliki rencana yang indah untuk diri kita. Pastilah ada Hikmah yang lebih baik setiap mendapat Ujian, kecuali sebuah karma / hukuman.

http://antasena.tk/motivasi/suatu-kehilangan.html

Kamis, 03 Februari 2011

Yang Terpilih

Kupu-kupu tidak tahu warna mereka
Tetapi orang-orang tahu betapa indahnya mereka

Seperti juga dirimu..
Tidak tahu betapa indahnya dirimu
Tetapi Allah tahu betapa istimewanya dirimu
dimata-Nya
Ketika engkau tunduk dalam syari'at-Nya
Ridho atas takdir-Nya
Menyertakan Dia dalam setiap langkahmu
Berjihad dengan hijabmu
Tersenyum dalam musibah
Tegar dalam ujian
Teguh dalam pendirian

Subhanallah...
Semoga engkau termasuk hamba-Nya yang terpilih
menjadi hamba-Nya yang paling indah

Jadilah engkau bidadari 
Dalam surga-Nya yang abadi

Selasa, 01 Februari 2011

Bila Suatu Saat Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi.. Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta, jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi.. Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta, penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi.. Izinkanlah aku
Bila suatu saat aku jatuh cinta, pilihkanlah untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuat semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi..
Bila suatu saat aku jatuh cinta, pertemukanlah kami
berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi.. Pinta terakhir ku
Seandainya ku jatuh hati, jangan pernah kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugrahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pupus oleh waktu

Hidup untuk memepersembahkan yang terbaik
Yaitu, bermakna bagi dunia dan bereati bagi akhirat..

Minggu, 30 Januari 2011

Meninggalkan Dia demi DIa


Terinspirasi dari wall post seseorang di sebuah situs jejaring social, yang akhirnya membuka hati dan mata ku tentang cinta yang sejati dan abadi.

Cinta….
Pasti yang ada dipikiran kalian adalah pacaran, mesra-mesraan, dll. Aku pun jujur, pernah mengalaminya. Tapi,  tahukah kalian bahwa itu adalah cinta yang didasari karena nafsu, cinta karena syaitan… Bodohnya aku, aku baru membuka mata dan hati ku sekarang. Sampai saat ini aku pun masih menyesalinya… Semoga Allah swt mengampuni dosaku.
Suatu hari, aku mengenal seorang laki-laki yang sangat taat pada Allah swt, sangat rajin beribadah, latar belakang agama keluarganya pun sangat baik. Tanpa sadar kami pun menjadi dekat ( Ya Allah… Sungguh ini bisikan syaitan)…

Memang kami tidak menjurus kearah yang membawa kami pada keburukan, justru sebaliknya. Kami saling mengingatkan pada kebaikan, mengingatkan untuk shalat lima waktu, tahajud, dhuha, puasa, mengaji, dll.
Sempat terlintas dipikiran aku, bahwa aku yakin dia akan membawaku pada kebaikan. Aku yakin Allah swt mengirim dia untuk menuntunku ke jalan-Nya yang lurus. Aku sangat bahagia mengenalnya dan bersyukur karena ini pasti salah satu takdir Allah yang indah. Kadang aku juga berfikir, kenapa kita tidak bertemu saat dewasa nanti, sehingga aku bisa berharap  dia yang akan menjadi imamku nanti. Tapi, itu sama saja aku menyalahkan Allah…

Ternyata, aku disadarkan oleh isi wall post seseorang. Di dalamnya tertulis..

“Kemudian aku teringat ucapan sahabat aku yang lain “De, gue mau mencintai laki-laki yang soleh yang bisa mendekatkan gue kepada ALLAH“. Jujur aku tidak setuju dengan pernyataan ini, karena buat aku mendekat kepada ALLAH itu hukumnya utama, persoalan apakah kemudian aku akan diberi pasangan yang soleh atau tidak itu mutlak hak ALLAH, karena kalau aku sudah memperolah cinta ALLAH maka pastilah ALLAH akan menitipkan aku pada kekasihnya yang lain, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan sebaliknya, itu janji ALLAH dan ALLAH tidak pernah ingkar janji
Jadi jangan dibalik seperti sahabat aku, cari laki-laki dulu untuk mendekati ALLAH makanya gak dapat dapat dan mau sampai kapan begitu? Laki-laki gak dapat, ALLAH pun semakin jauh, yang benar adalah cari ALLAH dulu, dan jikapun cinta laki-laki itu hadir, tanyakan lagi dan pulangkan  kepada ALLAH untuk mengukur apakah cinta ALLAH yang didahulukan atau sebaliknya jangan takut kehilangan.”

Kutinggalkan Dia demi DIA
Duhai kau yang kucintai … ”namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana sebagai jodoh aku?”  Belum tentu, ”engkaukah yang akan menemani aku di titian jalan menuju syurga? Dirimukah yang akan melengkapkan separuh dari agama aku?” Jawaban dari pertanyaan ini ada pada ALLAH, bukan dihati aku dan hatimu. Dan jika kamu tercipta bukan untuk aku, haruskah aku marah kepada ALLAH, tentu tidak jika luka kita kembalikan kepada pemilik cinta, dariNYA cinta berasal dan kembali padaNYA  
apakah ketampanan yang ALLAH berikan menghias wajahmu ini diciptakan ALLAH untuk aku?”  tolong jawab!! Dan bisa dipastikan kamu takkan pernah dapat memberi jawaban “apakah kamu tercipta untuk aku” karena jawabannya bukan di tanganmu, tetapi di tangan ALLAH, di tangan TUHAN kita, iya ALLAH, TUHAN aku dan TUHAN kamu.

Tahukah kamu, hatiku gelisah memikirkanmu, takut kehilangan mu, terbayang betapa beratnya ketika kamu tidak ada, menjalani hari hari tanpa sms darimu, tak ada lagi gelak tawa canda dan nasehat yang kerap hadir di perbincangan kita, tak ada lagi senyummu yang selalu menenangkan hati aku, tak ada lagi yang akan menanyakan bagaimana keadaan ku hari ini, sudah makankah aku, menjadi pengingat untuk mengaji, sudah shalat tepat pada waktunya bahkan menjadi alarm ku di malam hari untuk tahajud…
Namun ketakutan ini mengalahkan ketakutan ku kepada ALLAH, aku takut DIA murka karena aku menikmati yang bukan hak ku, takut murka ALLAH karena jantung ku yang berdegup kencang telah aku isi dengan bayangan mu yang sangat lekat dipikiran ku, padahal detak jantung ini titipan ALLAH yang harus aku pertanggungjawabkan.

Jadi maafkan aku jika  ketakutan ku pada ALLAH melebihi kegelisahan aku memikirkan kamu yah, biarkan aku sendiri dulu, izinkan aku bersama DIA saja

“Now, I have to leave you for the sake of ALLAH”

Sesungguhnya ALLAH takkan pernah menyia-yiakan pengorbanan kita. Bila kita tinggalkan semua ini karena ALLAH, yakinlah akan hadir sesuatu yang indah di hari akhir nanti, bukankah kamu yang bilang ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti “Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak TUHANmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi [[ikhlas] puas” (QS. Ad-Dhuhaa [93]: 4-5)
 
Kini aku tinggalkan dirimu karena ALLAH, aku kembalikan kamu kepada pemilikmu, aku titipkan lelaki terbaik yang pernah hadir dalam hidup aku ini kembali kepada sang pemilik CINTA yang sesungguhnya, ALLAH. Sesungguhnya kita harus bertawakkal kepada ALLAH bukan? Iya bertawakal kepada ALLAH, TUHANku dan TUHANmu.

Kekasihku, janganlah bersedih atas perpisahan sementara ini. Jika benar aku tercipta untukmu  maka tidak ada yang dapat menghalanginya bukan? Namun sebelum saat itu tiba berdoalah pada ALLAH semoga kita berdua diberi kekuatan untuk berpisah, mohonlah padanya dengan penuh pengharapan, tak ada yang perlu kita tangisi, kita hanya berpisah sementara sampai ALLAH menjadikan semua halal untuk kita.
Dan ketika kamu merasa lemah, mohonlah kekuatan dari-NYA, kamu seseorang pilihan ALLAH, jagalah cahayamu. Jangan biarkan cinta merusaknya, aku berdoa untukmu, selalu. Mari kita berlari mencari cinta ALLAH, berlomba lomba berbuat kebaikan agar dimata ALLAH kita pas untuk dipasangkan, jika saatnya tiba semua halal untuk kita, ini adalah hasil dari upaya kita mengejar cinta ALLAH.

Iya hingga label  “halal” itu menjadi milik kita. 

“Bukankah makan diwaktu magrib lebih indah setelah berpuasa, daripada makan diwaktu magrib setelah seharian makan yang enak enak”. Iya kita jadikan perpisahan ini sebagai “puasa” dan berbuka kemudian